vhiena

vhiena

Senin, 22 Februari 2010

Antara psikolog dan bidan.................


DUNIA PSIKOLOG

Penyesuaian dapat didefinisikan sebagai interaksi yang kontinyu antara diri individu sendiri, dengan orang lain dan dengan dunia luar. Ketiga faktor ini secara konstan mempengaruhi individu dan hubungan tersebut bersifat timbal balik (Calhoun dan Acocella,1976). Dari diri sendiri yaitu jumlah keseluruhan dari apa yang telah ada pada diri individu, tubuh, perilaku dan pemikiran serta perasaan. Orang lain yaitu orang-orang disekitar individu yang mempunyai pengaruh besar dalam kehidupan individu. Dunia luar yaitu penglihatan dan penciuman serta suara yang mengelilingi individu.
Proses penyesuaian diri pada manusia tidaklah mudah. Hal ini karena didalam kehidupannya manusia terus dihadapkan pada pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru. Periode penyesuaian diri ini merupakan suatu periode khusus dan sulit dari rentang hidup manusia. Manusia diharapkan mampu memainkan peran-peran sosial baru, mengembangkan sikap-sikap sosial baru dan nilai-nilai baru sesuai dengan tugas-tugas baru yang dihadapi (Hurlock,1980).
Disebutkan juga oleh Hurlock (1980) bahwa seperti halnya proses penyesuaian diri yang sulit yang dihadapi manusia secara umum, para remaja juga mengalami proses penyesuaian diri dimana proses penyesuaian diri pada remaja ini merupakan suatu peralihan dari satu tahap perkembangan ketahap berikutnya. Dalam periode peralihan ini terdapat keraguan akan peran yang akan dilakukan, namun pada periode ini juga memberikan waktu kepada remaja untuk mencoba gaya baru yang berbeda, menentukan pola perilaku, nilai dan sifat yang paling sesuai dengan dirinya. Dengan kata lain hal ini merupakan proses pencarian identitas diri yang dilakukan oleh para remaja.
Untuk menjadikan remaja mampu berperan serta dan melaksanakan tugasnya, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat tidaklah mudah, karena masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Pada masa ini dalam diri remaja terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang pesat pada fisik, psikis, maupun sosial. Salah satu tugas perkembangan masa remaja yang tersulit adalah yang berhubungan dengan penyesuaian sosial. Remaja harus menyesuaikan diri dengan lawan jenis dalam berhubungan yang belum pernah ada dan harus menyesuaikan dengan orang dewasa diluar lingkungan keluarga. Untuk mencapai tujuan dari pola sosialisasi dewasa, remaja harus banyak penyesuaian baru.
Agar penyesuaian diri yang dilakukan terhadap lingkungan sosial berhasil (well adjusted), maka remaja harus menyelaraskan antara tuntutan yang berasal dari dalam dirinya dengan tuntutan-tuntutan yang diharapkan oleh lingkungannya, sehingga remaja mendapatkan kepuasan dan memiliki kepribadian yang sehat. Misalnya sebagian besar remaja mengetahui bahwa para remaja tersebut memakai model pakaian yang sama denga pakaian anggota kelompok yang populer, maka kesempatan untuk diterima oleh kelompok menjadi lebih besar. Untuk itu remaja harus mengetahui lebih banyak informasi yang tepat tentang diri dan lingkungannya.






DUNIA BIDAN
Tidak banyak memang, bidan yang pernah punya pengalaman membantu melahirkan bayi di atas sampan. Pengalaman itulah yang dialami bidan Herawati asal Riau yang dinobatkan sebagai bidan inspirasional pada Srikandi Award 2009.
Herawati adalah satu dari tiga bidan inspirasional yang dianggap memberi inspirasi dalam memajukan kesehatan masyarakat, khususnya di kepulauan Riau.
Bidan kelahiran Duaralingga, 20 Desember 1976 ini tiap harinya harus mengarungi 3 hingga 4 pulau untuk menemui masyarakat yang membutuhkan bantuannya.
"Di kepulauan Riau itu ada sekitar 8 pulau dan hampir seperempat penduduknya adalah suku laut, jadi untuk menemui masyarakat saya harus berkeliling dari satu pulau ke pulau lainnya," tutur Herawati ketika ditemui detikhealth dalam acara Srikandi Award di Balai Kartini, Jakarta, Rabu malam (23/12/2009).
Untuk mengarungi pulau-pulau tersebut, Herawati menggunakan sampan kayu khas Riau yang disebut Pongpong sehingga masyarakat mengenalnya sebagai bidan pongpong.
Saat ini Herawati menangani 6 posyandu yang satu sama lain terpisahkan oleh laut. Untuk menempuh jarak antar pulau tersebut dibutuhkan waktu sekitar 45 menit hingga satu jam.
Rasa capek, lelah dan panas sudah menjadi makanan sehari-hari Herawati. Namun dibalik semua itu ada perasaan yang tak bisa terbayarkan oleh apapun juga.
"Kalau dibilang capek ya pasti capek, tapi diantara capek itu ada kepuasan batin tersendiri," ujar Bidan yang sekarang sedang meneruskan pendidikan D3-nya kebidanannya di Prodi Kebidanan Poltekes Riau.
Pengalaman menarik yang dialami Herawati menjadi bidan adalah menolong seorang ibu yang melahirkan di atas sampan pada tahun 2004.
"Kebanyakan masyarakat disana walaupun sudah punya rumah tapi masih merasa lebih betah tinggal di sampan, jadi kalau ada yang terpaksa melahirkan disana, saya harus membantunya," tuturnya.
Herawati awalnya tidak pernah bercita-cita jadi bidan, tapi keadaan masyarakat di sekitarnyalah yang menggugahnya untuk menjadi bidan.

0 komentar:

Posting Komentar

.........................vhie_na..............................